Slovakia Country: Copy Paste Boleh, Tapi Cantumkan Sumber, dong!

Jumat, 14 Juli 2000

Copy Paste Boleh, Tapi Cantumkan Sumber, dong!




Fyuh, lama nggak nulis di Ngerumpi, kali ini saya mau curhat dulu yah :D





Jadi, sewaktu malam pergantian tahun kemarin, sementara Ngerumpi adem-ayem (nggak yakin juga sih, pasti ada aja kerusuhannya :D), saudara tua Ngerumpi, yaitu Politikana, sedang diisi pisohan. Apa pasal?





Rupanya, artikel-artikel headline di Politikana dibajak oleh sebuah website. Dan salah satunya, adalah artikel kang Ndableg berupa komik tentang UU ITE yang ada di sini. Untuk reportase lengkap mengenai siapa pelakunya dan duduk permasalahannya, silahkan baca pisohan dan komentar (yang buntutnya panjang ampun-ampunan) di sini.





Saya tidak pernah bermasalah dengan artikel-artikel hasil copy paste. Tetapi yang tidak bermasalah adalah artikel-artikel yang copy paste dengan menyertakan sumber artikel tersebut. Dengan mencantumkan sumber artikel, berarti menghargai pembuat artikel dan sekaligus menjadi pemicu bagi si penulis artikel untuk menulis lebih baik lagi, membuat artikel yang lebih baik lagi, dan terus membagi pemikiran-pemikirannya di ranah maya.





Apalah bedanya seorang copy paster yang tidak mencantumkan sumber, dengan plagiator atau malah yang lebih parah, pencuri? Selain membunuh kemampuannya sendiri, ia juga menambah musuh bagi dirinya sendiri. Hal ini, bukannya sedikit demi sedikit malah membunuh karakternya sendiri?





Saya tidak menyalahkan orang yang terbiasa copy paste artikel orang lain, tetapi cantumkan sumbernya. Tentunya tidak ada yang suka kalau hasil pemikirannya dijiplak orang lain dalam waktu kurang dari semenit, lalu diakui sebagai miliknya. Proses berpikir dan menulis itu tidak gampang, oleh karena itu, hargailah para penulis artikel dengan memberikan kredit bagi karyanya, baik dalam bentuk backtrack link ataupun mencantumkan nama sang penulis di kutipan yang dipakai.





Internet memang dunia yang luas, tetapi internet bukan hutan rimba yang tanpa hukum, di sini juga ada etiket. Kalau mau masuk, pahamilah etikanya, dan minta maaf kalau memang salah, tak usah akting nangis terzolimi. Cukup SBY yang memakai taktik itu.









Oh iya, akhirnya situs si oknum copaster itu tidak bisa dibuka dan diakses lagi. Lalu, muncullah pisohan ini :D





sumber : http://m.ngerumpi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar